Senin, 27 Oktober 2008

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Oleh Harjana

Sekolah : SMP 1 Bantul

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VIII/1

Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan, surat dinas dan petunjuk

Kompetensi Dasar : 4.3 Menulis petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan bahasa yang efektif

Indikator : (1). Siswa mampu mengidentikasi ciri-ciri bahasa petunjuk

(3). Siswa mampu menulis petunjuk dengan bahasa yang efektif

(4). Mampu menyunting bahasa petunjuk

Alokasi Waktu : 40 menit

1. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat menulis petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan bahasa yang efektif

2. Materi Pembelajaran :

a. Ciri-ciri bahasa petunjuk

- bahasa singkat, jelas, efektif

- mudah dilaksanakan

- sistematis

b. Penyusunan bahasa petunjuk sesuai ciri-ciri bahasa petunjuk

c. Penyuntingan bahasa petunjuk dari

1. keefektifan kalimat

2. sistematika

3. keruntutan

3. Metode Pembelajaran :

a. Pemodelan

b. Inkuiri

c. Penugasan

4. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran

a. Kegiatan Awal

1. Siswa diajak untuk memperhatikan contoh petunjuk melakukan sesuatu yang disediakan guru

2. Siswa dan guru bertanya jawab tentang pentingnya sebuah petunjuk.

3. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 4-6 orang

b. Kegiatan Inti

1). Siswa membaca sebuah contoh petunjuk dan mengidentifikasi ciri-ciri bahasa petunjuk

2). Masing-masing kelompok mendapat tugas menyusun petunjuk melakukan sesuatu sesuai dengan gambar/kartu yang disediakan

3). Siswa menyunting petunjuk yang ditulis oleh kelompok lain

4). Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok kelompok lain memberikan tanggapan

c. Kegiatan Akhir

1) Siswa dan guru melakukan refleksi tentang kegiatan yang telah dilaksanakan

2) Siswa membuat kesimpulan tentang ciri-ciri bahasa petunjuk, guru memberikan penguatan

5. Sumber Belajar

a. Buku Pelajaran Bahasa Indonesia

b. Contoh petunjuk

c. Majalah / Surat kabar

6. Penilaian

a. Teknik : Tes

b. Bentuk instrument : Tertulis

c. Soal/instrumen :

1). Urutkan petunjuk menggunakan OHP dibawah ini !

a. Letakkan plastik transparan pada OHP

b. Hidupkan saklar (on/of)

c. Persiapan alat

d. Bukalah layar

e. Hubungan proyektor dengan listrik

f. Gambar / tulisan terlihat di layer

Pedoman Penskoran

No

Deskriptor

Skor

Skor Maks

1.

2.

Siswa mengurutkan dengan tepat

Siswa mengurutkan kurang tepat

2

1

2

2). Tulislah 3 ciri bahasa petunjuk

Pedoman Penskoran

No

Deskriptor

Skor

Skor Maks

1.

2.

Siswa menjawab lebih dari 2 ciri

Siswa menjawab 2 ciri atau kurang

2

1

2

3). Tuliskan petunjuk cara menggosok gigi yang tepat

Pedoman penskoran

No

Deskriptor

Skor

Skor Maks

1.

2.

3.

Menulis dengan benar / sesuai dengan tata urutan dan menggunakan bahasa yang efektif

Menulis dengan benar, bahasa ada yang tidak efektif

Menulis salah

6

4

0

6

4). Suntinglah bahasa petunjuk berikut !

(Disediakan guru tentang petunjuk melakukan sesuatu dengan deskriptif)

Pedoman Penskoran

No

Deskriptor

Skor

Skor Maks

1.

2.

3.

Siswa dapat menyunting semua kesalahan bahasa deskriptif

Siswa menyunting sebagian bahasa diskriptif

Siswa tidak dapat menyunting kesalahan

5

3

1

5

Penghitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut

Nilai Akhir = Perolehan skor x skor ideal =

Skor Maksimum (100)

Mengetahui

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Bambang Edi Sulistya, M.Pd. Harjana, S.Pd.

NIP 131409818 NIP132107405

KECERDASAN LINGUISTIK DAN PENGEMBANGAN BAHASA

oleh Harjana

Kecerdasan Linguistik

Orang yang cerdas masih sering diidentikkan dengan orang yang memiliki IQ tinggi. Artinya, kecerdasan rasional masih menjadi tolok ukur sebuah kecerdasan. Masih banyak orang yang mengklasifikasikan anak berdasarkan IQ sebagai dasar dalam penempatan siswa. Misalnya, untuk dapat masuk dalam program akselesari pada sekolah tertentu seorang siswa harus memiliki tingkat IQ minimal 130. Secara eksplisit Binet Simon dalam Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 35) membuat klasifikasi anak: superior, gifted, genius, normal, debil, embisil, ediot. Semua itu didasarkan atas tingkat tinggi rendahnya kadar IQ

Berdasarkan klasifikasi tersebut, ternyata muncul beberapa pertanyaan. Mengapa banyak orang yang cerdas, yang memiliki IQ tinggi, tetapi juga cerdas mengorupsi uang negara? Mengapa banyak sarjana yang ber-IQ di atas rata-rata tidak mendapatkan pekerjaan? Hal inilah yang kemudian mendorong para ahli mengadakan penelitian tentang kecerdasan dan otak manusia. Taufiq Pasiak melalui Effendi (2005: 134) mengatakan bahwa masih banyak sisi ‘gelap’ dari otak manusia di luar IQ.

Kontroversi terjadi di kalangan para ahli sehingga melahirkan kritik terhadap toeri kecerdasan rasional sebagai satu-satunya kecerdasan. Menurut Gardner dalam Effendi (2005: 136) dalam diri manusi terdapat spektrum kecerdasan yang luas. Spektrum tersebut mencakup tujuh jenis kecerdasan: 1) kecerdasan verbal, 2) kecerdasan visual, 3) kecerdasan logis matematis, 4) kecerdasal musikal, 5) kecerdasan kinestetik, 6) kecerdasan intrapersonal, 7) kecerdasan interpersonal.

Kecerdasan verbal/kecerdasan linguistik merupakan kemampuan dalam menggunakan kata-kata secara terampil dan mengekspresikan konsep-konsep secara fasih. Kecerdasan ini ditunjukkan oleh kepekaan akan makna dan urutan kata, serta kemampuan membuat beragam penggunaan bahasa. Kemampuan alamiah yang berkaitan dengan kecerdasan bahasa ini adalah: percakapan spontan, dongeng, humor, kelakar, membujuk orang untuk mengikuti tindakan, memberi penjelasan atau mengajar.

Kecerdasan lingustik menurut Gardner dalam Effendi (2005: 141) ditunjukkan oleh sensitivitas terhadap fonologi, penguasaan sintaksis, pemahaman semantik dan pragmatik. Sedangkan menurut Noam Chomsky merupakan kecerdasan bawaan sejak lahir. Menurutnya anak-anak pasti dilahirkan dengan ‘pengetahuan bawaan’ tentang aturan-aturan dan bentuk-bentuk bahasa. Mereka harus memiliki kecerdasan itu sebagai bagian dari hak kelahiran mereka, dan sebagai hipotesis khusus tentang bagaimana membaca kode dan membicarakan bahasa mereka. Kennet Wexler dan Peter Culiver mempunyai klami lebih jauh bahwa anak-anak tidak akan mampu mempelajari bahasa sama sekali jika mereka tidak memiliki anggapan-anggapan awal tertentu yang dianggap dibangun dalam sistem saraf. Soekarno, Gunawan Mohammad, Taufik Ismail, Emha Ainun Najib, dll adalah orang-orang yang memiliki kecerdasan lingustik.

Kecerdasan lingustik hanya dimiliki oleh manusia. Dalam otak manusia terdapat simpul bahasa yang tidak dimiliki oleh binatang. Binatang tidak memiliki kecerdasan linguitik. Berbagai percobaan membuktikan bahwa binatang dalam melakukan komunikasinya hanya melakukan teori S-R (stimulus-respon atau rangsang tanggap). Bahasa pada binatang sangat terbatas walaupun diajarkan berbahasa bertahun-tahun. Komunikasi yang dilakukan oleh binatang bukan tindak berbahasa, tetapi hanya merupakan insting atau kebiasaan belaka. Bahasa hanya dimiliki manusia karena manusia yang dapat mengembangkan bahasa.

Karena otak manusia memang memiliki simpul bahasa, manusia mampu mengembangkan bahasanya secara tidak terbatas walaupun manusia hanya menerima stimulus yang sangat terbatas. Dengan kata lain, dengan rangsangan yang terbatas, manusia mampu mengembangkan dan menggunakan bahasanya secara tidak terbatas. Namun demikian, meski manusia memiliki kecerdasan linguistik, tetapi jika tidak belajar /mendapatkan pengalaman, tidak akan mampu berbahasa. Anak manusia yang sejak lahir berada dilingkungan binatang, tidak mampu melakukan komunikasi dengan bahasa manusia. Dengan demikian, agar manusia dapat berbahasa, harus ada kegiatan belajar berbahasa.

Pemerolehan dan Pembelajaran

Pada hakikatnya, penguasaan berbahasa anak terjadi karena pemerolehan dan pembelajaran. Pemerolehan merupakan penguasaan bahasa target (bahasa yang ingin dikuasai/dipelajari) yang dilakukan secara tidak disadari dan bersifat informal. Pembelajaran merupakan penguasaan bahasa target yang dilakukan secra disadari dan bersifat formal.

Pemerolehan adalah penguasaan bahasa secara tidak disadari informal, atau alamiah. Penguasaan itu diperoleh dengan cara menggunakan bahasa itu dalam berkomunikasi. Pemerolehan berhubungan dengan penggunaan bahasa. Apabila pembelajar telah dapat menggunakan bahasanya (aktif maupun pasif), ia telah memiliki kompetensi komunikatif. Contoh pemerolehan dapat dilihat pada anak-anak yangmemperolah bahasa pertama (B1) atau bahasa ibu. Misalnya, anak-anak Jawa belajar bahasa Jawa, anak-anak Inggris belajar bahasa Inggris, dll.

Pembelajaran merupakan usaha disadari untuk menguasai kaidah-kaidah kebahasaan. Belajar bahasa dilakukan secra formal dalam setting yang formal pula, seperti pembelajaran di kelas. Kegiiatan ini tidak terbatas pada ruang dan tempat tertentu. Kegiatan bisa dilaksanakan di mana saja asalkan diarahkan pada penguasaan kaidah kebahasaan secara disadari.

Hasil belajar berupa pengetahuan eksplisit yang berupa penguasaan kaidah-kaidah kebahasaa. Hasil tersebut digunakan pembelajar untuk melakukan seleksi atau mengedit ketika ia melakukan aktivitas komunikasi. Dengan kata lain, kaidah-kaidah kebahasaan yang dikuasai pembelajar tersebut digunakan untuk memonitor kketia ia menjadi partisipan komunikasi.

Kegiatan belajar yang menekankan pada penguasaan tata bahasa, penjelasan kaidah-kaidah kebahasaan, dan mengoreksi kesalahan-kesalahannya termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Ada dua tipe pembelajaran bahasa jika dilihat dari settingnya: dilakukan di kelas (formal) dan dilakukan secara informal.

Aplikasi Pembelajaran Bahasa di Kelas

Pembelajaran kaidah kebahasaan dapat dilakukan secara induktif dan sera deduktif. Apabila pembelajar diberi eksplanasi tentang kaidah bahasa target dan sekiranga telah dianggap memiliki pengetahuan yang cukup, baru mereka diajak ke suasana praktik, inimerupakan pembelajaran deduktif. Sebaliknya apabila pembelajar lebih dahulu di bawa pada suasana praktik baru kemudia diarahkan untuk menemukan sendiri kaidah-kaidah bahasa target, merupakan pembelajaran secara induktif.

Pada pelaksanaan pembelajaran bahasa sesuai dengan kurikulum terbaru (KBK-KTSP), pembelajaran induktiflah yang ditekankan. Siswa tidak diajarkan teori-teori terlebih dahulu, tetapi teori-teori diperoleh setelah mereka praktik. Dengan demikian fokus pembelajaran bahasa bukan pada teori (kognitif) tetapi lebih pada keterampilan berbahasa.

Terkait dengan kecerdasan lingustik, harus disadari bahwa siswa tidak hanya meiliki kecerdasan rasional, tetapi juga memiliki kecerdasan bahasa. Oleh karena itu, dalam pembelajaran di kelas, guru perlu memperhatikan pembelajatran bahasa. Dengan potensi yang dimiliki anak, sangat dimungkinkan siswa dikembangkan dari segi kecerdasan lingustik ini. Kecerdasan lingustik juga dapat berpengaruh terhadap kesuksesan anak. Kita dapat melihat pada kehidupan Taufik Ismail, W.S. Rendra, M.H. Ainun Najib dll. Mereka adalah tokoh-tokoh yang meiliki kecerdasan lingusitik yang tinggi dan ternyata dapat digunakan sebagai bekal kecakapan hidup. Sebaiknya para guru memberi stimulus kepada siswa untuk mengembangkan kemempuan berbahasa.

Pembelajaran bahasa sebaiknya tidak berhenti pada pemberian kaidah. Kaidah bukan sebuah tujuan dalam pembelajan bahasa, tetapi pengasaan keterampilan berbahasa yang menjadi tujuan utamanya. Penyampaian kaidah sebaiknya diberikan seiring dengan penguiasaan keterampilan berbahasa siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut guru perlu menggunakan pendekatan komunikatif. Dalam pendekatan ini, kaidah bahasa bukan yang terpenting. Komunikasilah yang lebih diutamakan. Kesalahan berbahasa anak bukan hal fatal, tetapi harus dianggap sebagai hal yang wajar. Bagaimana siswa mampu mengkomunikasikan pikiran, perasaann kepada orang lain dan bagaiman ia dapat menangkap pikiran dan perasaan orang lain adalah tumpuan pendekatan ini.

Minggu, 26 Oktober 2008

Asyik..blokku sudah jadi

Ya Alloh...bahagianya aku hari ini. blok-ku telah selesai. semoga ini menjadi media untuk segera mengerjakan tugas. Amin. Terima kasih saudaraku Abdul Hakim , Kau memang mulia., rela membantuku tanpa imbalan apa-apa. doaku menyertaimu semoga kesuksesan selalu ada padamu.